DIARE

NAMA : Muhammad Nopa Irfana

NAMA KHARISMA MANDALA

NIM : 202202030075

PROGRAM STUDI : SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS : ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS : UMPP


DIARE

Pengertian Diare

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan kondisi tinja yang encer atau berair. Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama pada bayi dan anak-anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, jumlah kasus diare di seluruh Indonesia adalah sekitar 7,2 juta jiwa.

Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis).

Umumnya, diare tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, diare yang tidak kunjung membaik atau malah makin memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal.

Faktor Risiko Diare

    1.Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang diare, seperti:

    2.Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.

    3.Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.

    4.Jarang membersihkan dapur dan toilet.

    5.Sumber air yang tidak bersih.

    6.Makan makanan sisa yang sudah dingin.

    7.Tidak mencuci tangan dengan sabun.

Diagnosis Diare

Dokter akan mendiagnosis diare dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:

    1.Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi infeksi yang terjadi pada                     pengidap.

    2.Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.

    3.Pemeriksaan tambahan, seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika terdapat dugaan penyakit yang        lebih serius.


Komplikasi Diare

Beberapa komplikasi yang diakibatkan diare, antara lain:

    1.Dehidrasi ringan hingga berat.

    2.Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain.

    3.Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat mengakibatkan                    menurunnya kekebalan tubuh anak.

    4.Ketidakseimbangan elektrolit karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar saat diare,             yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga kejang.

    5.Kulit di sekitar anus mengalami iritasi karena pH tinja yang asam. 


Pengobatan dan Pencegahan Diare

Pengobatan utama diare adalah untuk mencegah dehidrasi. Penderita dapat meminum oralit , sup encer, dan air putih, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare.

Selain itu, konsumsi makanan lunak dan tidak pedas, suplemen probiotik, dan obat antidiare yang bisa didapatkan di apotek, juga disarankan untuk mempercepat pemulihan diare.

Pada bayi yang masih menyusu, pemberian ASI tetap dilakukan meskipun bayi diare.

Pada kondisi yang lebih serius, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti:

    1.Obat antibiotik

    2.Obat pereda nyeri

    3.Obat yang dapat memperlambat gerakan usus

Untuk mencegah diare, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, misalnya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mencuci sayur dan buah, dan tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang belum dimasak sampai matang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUAH ALPUKAT

COVID-19

DIABETES MILITUS